


Beberapa motif yang digunakan yaitu motif ekor, bulu, ataupun keseluruhan bentuk burung merak. ABSTRACT Peacock Dance is a type of spectacle dance (performance). Kostum yang memiliki banyak unsur estetika seperti garis (lurus, lengkung, bergelombang), bentuk (lingkaran, setengah lingkaran, persegi panjang, ekor merak, dan penyederhanaan burung merak), ornamen (ragam hias binatang, ragam hias tumbuhan, geometris, ulir). Beberapa bagian kostum tari Merak Irawati, yaitu siger (mahkota), susumping, giwang (anting), kelat bahu, garuda mungkur, gelang tangan, kemben, ekor, Ikat pinggang, kacih, selendang, dan sinjang. Irawati mengonsepnya melalui ide-ide kreatif dan mengindahkan esensi burung merak pada bentuk visual. Untuk mendukung keindahan tari, maka dibuat bentuk visual Merak pada kostum Tari Merak yang telah diinovasikan oleh Irawati. Gerakan itulah yang mengekspresikan dibuatnya Tari Merak. Sang jantan melakukan gerak-gerik yang tampak seperti tarian gemulai untuk menunjukkan pesona dirinya, sehingga sang betina terpesona dan bersedia kawin dengannya. Kebanyakan masyarakat Indonesia salah berasumsi jika tarian ini bercerita tentang kehidupan burung merak betina, sedangkan sang jantanlah yang memamerkan keindahan bulu ekornya. Tari Merak yang sering kita jumpai saat ini merupakan Tari Merak karya Irawati Durban Ardjo.Tarian ini mempresentasikan keindahan yang dimiliki oleh burung merak pada saat burung merak jantan melebarkan ekornya. Kemudian pada tahun 1965, tari Merak dikemas kembali oleh Irawati Durban Ardjo, yang bertujuan untuk dipertunjukkan pada misi kesenian Soekarno.

Tari Merak pertama kali diciptakan oleh Rd. Tari Merak Jawa Barat, merupakan jenis tarian tontonan (pertunjukan). She completed her PhD in site-specific dance performance in December 2009. Her research is practice-led and is concerned with the nature of dance-making processes within site-specific choreography. Victoria Hunter is a practitioner-researcher and lecturer in dance at the University of Leeds. Forming part of the author's practice-led PhD investigation into the relationship between the site and the creative process, the performance was the third in a trilogy of site-specific works exploring the potential for site-specific dance performance to ‘reveal’ the site through movement, challenging both performers and audience members to engage with new ways of experiencing the site-world. Through a discussion of the author's site-specific dance installation entitled Project 3, she explores choreographic processes that aimed to facilitate, transform, and heighten the lived experience of site by the performer and the audience through phenomenologically informed movement inquiry. In this article Victoria Hunter considers notions of spatial translation, ‘present-ness’, and ‘embodied reflexivity’ within site-specific dance performance.
